Menyongsong satu abad NU : Merawat jagat membangun peradaban |
Nahdliyyin adalah sebutan dari warga Nahdlatul Ulama.
Nahdlatul Ulama terdiri dari dua kata di ambil dari bahasa arab. Nahdlah berarti kebangkitan sedang kan ulama berarti pewaris ilmu para Nabi.
untuk mengetahui siapa warga Nahdliyyin terlebih dahulu harus mengetahui latar belakang, tujuan dan siapa yang mendirikan.
Sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama dibentuk sebagai Wadah Ahlu Sunnah Waljama'ah (ASWAJA) dilatarbelakangi oleh perkembangan pemikiran agama dan politik yang terjadi pada waktu itu.
Pada tahun 1924 Syarif Husain,Raja Hijaz (Mekah) yang berfaham suni ditaklukkan oleh Abdul Aziz bin Saud yang beraliran Wahabiyyah. Lalu tersebarlah kabar bahwa pemimpin baru itu akan melarang segala bentuk ritual yang di kerjakan oleh warga ASWAJA.
Aliran Wahabiyyah ini mencoba membumi hanguskan tradisi yang sudah mengakar di kalangan ummat islam semisal maulidan,tawasul,tahlilan,ziarah kubur,dan lain-lain. Tentu ini sangat mengganggu dan mengancam ummat islam dikala itu.
Sesuai yang telah tertulis diatas ASWAJA adalah golongan yang selaras dan sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan para Sahabatnya.
Adapun ciri dari warga Nahdliyyin penganut ASWAJA mereka dalam bidang fiqih mengikuti faham Imam Abi Hanifah,Malik bin Anas, Muhammad bin Idris Syafi'i atau Ahmad bin Hambal. Dibidang tasawuf mengikuti ajaran Syekh Junaidi al-Baghdadi dan Imam Ghazali. Dan dalam bidang Tauhid mengikuti paham Imam Abu Al-Hasan Al-Asy'ari atau Abu Mansyur Al-Maturidi.
Pedoman kehidupan warga Nahdliyyin ada 4 yakni Al-Qur'an,al hadits,qiyas,dan ijma. Keyakinan dasar doktrin ajaran Aswaja yaitu dengan meyakini sifat aqoid yang berjumlah 50 (Sifat-sifat wajib dan mustahil juga jaiz bagi Allah dan rasulnya).
Warga Nahdliyyin berprinsip bahwa agama islam itu rohmatan lil'aalamiin artinya agama islam itu rahmat bagi semua makhluk (mengedepankan toleransi yang tinggi).
Maka secara garis besar warga Nahdliyyin melakukan penyebaran dotrin ajarannya melalui 3 prinsip dasar pendekatan kepada masyarakat.
Yang pertama Tawassutth yaitu bersikap moderat, selanjutnya Tasamuh bersikap toleransi saling menghargai terhadap perbedaan pandangan dan keberagaman identitas budaya masyarakat,yang terakhir Tawazun sikap seimbang dalam berkhidmat demi terciptanya keserasian hubungan antar manusia dan manusia dengan Allah SWT.
Mengosong satu abad Nahdlatul Ulama membawa tema Merawat jagat Membangun peradaban.
Menjadikan Islam sebagai rahmat bagi semua (rahmatan lil alamiin). Merupakan frasa implementasi dari merawat jagat juga karunia atau kasih sayang yang diberikan kepada bukan hanya manusia, tetapi juga kepada hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya.
Dalam Membangun Peradaban,bagaimana NU menciptakan sebuah kemajuan kebudayaan yang tinggi. Baik dalam kemajuan peradaban, manusia hidup sejahtera; dan merawat lingkungan dengan baik. Peradaban yang tinggi tak sekadar kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan saja namun dengan memanfaatkan pesatnya teknologi.
Kalau kata H Munib Muchith,"Dhaharol fasyadu fil barri wal bahri bima kasabat aidinnas (kentaranya kerusakan di daratan dan lautan karena ulah atau prilaku manusia)". Merawat jagat adalah kewajiban manusia yang telah sanggup menjadi khalifah fil ardli, untuk tidak saling berebut hanya karena perbedaan pendapat. Sebab sejatinya semua sama di hadapan Allah SWT kecuali orang yang paling takut terhadap-Nya.
Sebagai makhluk,semua memiliki kewajiban untuk merawat,yang jadi rakyat mentaati peraturan dan perintah,yang menjadi pemimpin memberi teladan untuk menjadi contoh untuk masyarakat.
Sebab menurut saya jika semua yang tertulis sudah terimplementasikan dan seimbang (balance) titik puncak keberhasilannya yaitu kenyamanan dan keamanan untuk semua makhluk.
Tidak ada komentar:
Write $type={blogger}